Hai saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air dimana pun kalian berada, Saya akhir-akhir ini ketar ketir mengenai pemberitaan media ...

Potret Mirisnya Etika Pertumbuhan Era Digital dan Media Sosial



Hai saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air dimana pun kalian berada, Saya akhir-akhir ini ketar ketir mengenai pemberitaan media sosial yang kian lama kian memicu emosi saja. Saya lahir di tahun 90an, tumbuh dan berkembang di era milinium, dan sekarang saya berumur 21 tahun.

Saya beruntung saya hidup dan merasakan perkembangan zaman yang begitu sangat pesatnya. Saya akan membagi sedikit cerita tentang potret kehidupan saya dan juga teman-teman saya yang lahir di era 90an. Saya masuk SD pada tahun 2000 saat umur saya 5 tahun. Di masa itu, saya merasa hidup saya bahagia sekali tanpa gadget. Saya sibuk menabung untuk membeli mainan yang isinya stiker pokemon yang nantinya harus dikumpulkan sampai 1 buku penuh dan nantinya bisa ditukar dengan 1 buah nitendo atau game tangan. Saya juga punya 1 plastik penuh mainan boneka pasang, 2 binder full dengan kertas cantik gambar princess dan disney yang saya kumpulkan untuk di tukar dengan teman-teman saya di kelas. Untuk saling menjalin hubungan, saya mempunyai buku diary teman-teman yang saya putar keliling 1 kelas agar teman-teman saya dapat menulis biodatanya di buku itu (Sampai sekarang buku nya masih ada dan saya sering senyum-senyum sendiri dengan kepolasan kami semua). Pada era saya dulu, saya di paksa untuk membuka berbagai macam sumber buku untuk mencari jawaban tanggal berapakah pahlawan Patimura wafat. Saya juga harus mati-matian mencari kalkulator yang disembunyikan orang tua saya saat ingin mengerjakan PR matematika, alhasil saya harus menghitung manual menggunakan kertas corat coret banyak sekali. Dari kertas itu lah saya perlahan-lahan menggali potensi saya untuk menggambar (karena bosen hitung-hitungan dan ga di kasih kalkulator hihihi).

Dan biasanya sepulang sekolah saya buru-buru mengerjakan pr agar bisa bermain dengan teman-teman kompleks. Dan kalau hujan, saya butuh tenaga ekstra untuk membujuk orang tua saya agar saya bisa bermain hujan, sendiri pun tak jadi masalah.

Setelah saya naik ke tingkat SMP, dengan uang tabungan saya sendiri, tanpa bantuan dari orang tua saya, saya membeli hape cina murah yang saat itu mahal tentunya. Hape ini tanpa aplikasi lengkap. Jadi kebanyakan saya cuma bisa sms dan mendengarkan radio. Lalu saya naik ke kelas 2 smp dimana saya patungan dengan orang tua saya untuk membeli laptop kecil yang saya gunakan untuk tugas sekolah dan mainan pico di facebook. Disini saya mulai mengenal friendster. Ini adalah sosial media pertama saya. Nah ini loh yang membuat saya bingung, sosial media jaman dulu dan jaman now kok beda ya rasanya. Dulu itu saya berlomba-lomba menghapal kode html untuk menghias halaman facebook, dan berkiriman pesan positive di wall teman-teman saya.

Saat naik ke tingkat SMA, saya mulai mempunyai smartphone, disini lah saya mulai mengenal facebook, bbm, dan juga whatsapp. Dan saya rasa saat itulah saat pertama kali semua sosial media booming. Semua biasa-biasa aja, ga ada hoax yang bertaburan dimana-mana, tidak ada fitnah-fitnah, semua masih bisa dikatakan "TENANG"

Saya mulai merasakan kuatnya hempasan era digital dan media sosial di tahun 2013 keatas hingga sekarang. Bayangkan, jangankan anak SD, balita pun sudah akrab dengan gadget. Dan anak SD sibuk mainan musically, upload ini itu di facebook, instagram, bahkan ada yang memulai youtube channel. 
Jaman sekarang anak-anak lebih heboh beli pulsa dan paket internet dibanding dengan membeli majalah mingguan bobo (dulu saya selalu langganan, sampe penuh banget di gudang).
Jaman sekarang anak-anak lebih sibuk bermain pokemon go di gadget mereka ketimbang membaca komiknya.
Jaman sekarang kalau tidak bisa jawab soal tinggal googling, lama-lama penerbit buku bisa bangkrut.
Jaman skearang apa-apa hape, internet, kuota, facebook, dan eksis.

BAYANGKAN SAUDARA-SAUDARA...
Era digital dan Media Sosial adalah suatu portal yang sangat besar, dan dengan gampangnya dapat diakses siapa saja termasuk anak-anak dibawah umur.
Bagi saya, mengizinkan anak-anak dibawah umum bermain sosial media sama saja membiarkan anak-anak tersebut mengemudikan sebuah truk. Yaps, berbahaya dan membahayakan.

Kita saja sebagai masyarakat berbadan hukum (mempunyai KTP) masih sering salah menggunakan sosial media, misalnya dengan seenak jidat memvideoin orang yang pada akhirnya berbuntut panjang, memasang foto mesra dengan suami orang, mencaci maki agama orang lain, memprovokasi, dan berbagai jenis lainnya.

Sedih saya melihat perkembangan era digital membawa dampak buruk di Indonesia (walaupun ada juga dampak baik, cuma untuk postingan kali ini saya akan membahas sisi negatifnya). Sadar atau tidak, munculnya badai sosial media membuat tingkat kriminalitas meningkat, mulai dari pencemaran nama baik, pedophile, dan kasus tipu tipu jual beli online. Saya sedih dengan kenyataan dimana orang-orang memanfaatkan media sosial tanpa tahu aturan.
Apa memang tidak ada aturannya?
Kok bisa?
Sosial media itu luas sekali, lebih luas dari dunia nyata. Jika di dunia nyata kalian mesti memakai visa untuk kemana-mana, dengan sosial media, kalian bisa ke korea utara dalam hitungan menit.
Nah, mengapa portal yang begitu besar ini malah tidak memiliki aturan?

Jika seperti ini, apakah lebih baik jika Indonesia menjadi negara yang tertinggal budaya digital daripada menjadi bangsa yang tidak beretika karena era digital?

  

2 comments:

*) Postingan ini di khususkan untuk wanita Indonesia yang berpikiran kalau pacaran sama bule itu enak. Jadi postingan ini saya tulis dalam ...

Buat Kamu yang Selalu Bermimpi Ingin Punya Pacar Mancanegara

*) Postingan ini di khususkan untuk wanita Indonesia yang berpikiran kalau pacaran sama bule itu enak. Jadi postingan ini saya tulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik dan baper.


Dear teman-temanku terkasih, wanita Indonesia dimana pun kalian berada sekarang,
Nama saya Angelica, saya wanita asal Kalimantan Barat yang telah selesai menempuh pendidikan di kota Yogyakarta. Di kota rantau saya lah, saya bertemu dengan pasangan saya saat ini yang kebetulan berkewarganegaraan NON Indonesia. Awal pertemuan kami begitu singkat dan sederhana. Kami bertemu di salah satu mall di Yogyakarta untuk makan malam. Pasangan saya hanya beberapa hari saja di Yogyakarta sebelum akhirnya dia terbang kembali ke negara asalnya. Dari situlah hubungan kami berlanjut ke jenjang, Long Distance Relationship.
Semejak saya berhubungan dengan pasangan saya yang berasal dari negara lain, banyak sekali celotehan-celotehan yang kadang membuat saya sedikit risih. Seperti contohnya :
1. Eh, sekarang pacarnya bule ya, keren!
2. Ih enak banget ya punya pacar bule!
3. Pasti ketemuanya di dating online!
4. Eh cariin juga dong pacar bule!
5. Bule bule bule bule bule pusing pala saya....

Baiklah teman-temanku yang terkasih, sebelum saya lanjut ke cerita saya, saya berharap agar tulisan saya dibaca dengan hati yang tenang dan tanpa perasaan menghakimi. Ini adalah tulisan netral yang berdasarkan pada pengalaman saya sendiri. Saya tidak akan membandingkan, jadi mohon tulisan saya jangan di banding-bandingkan dengan pengalaman orang lain.

Untuk menanggapi celotehan-celotehan ataupun yang kadang mereka bilang "guyonan", tekadang saya cuma membalas dengan 1 kata penuh makna : hahaha.
Iya, "hahaha". Memang apa lagi yang bisa saya balas dari 1 kalimat celotehan pendek? Sebuah tulisan seperti ini? Mabok nanti yang nanya, kasian. Hmm sekarang saya mulai cerita dari mana ya agar tidak berbelit-belit?

Saya adalah lulusan sastra Inggris di Universita terkemuka di Yogyakarta. Saya memilih jurusan sastra Inggris bukan karena saya berimpian mempunyai pacar bule, melainkan bisa di baca di tulisan saya yang terdahulu. Bagi saya, apapun keputusan yang sudah saya ambil, harus saya selesaikan dengan sebaik-baiknya. Saya yang dari awal tidak bisa bahasa inggris, akan lulus sebagai lulusan yang fasih berbahasa inggris. Saya sadar hanya dengan kuliah di jurusan sastra inggris tidak akan membuat saya lancar berbicara bahasa inggris. Saya harus mencari alternative lain selain kuliah, yang memaksa saya untuk membuka mulut saya dan mengelurkan kata-kata seperti yang dilontarkan para mister bule. Akhrinya saya mendaftarkan diri sebagai freelance tourguide di salah satu cafe dan tour travel di Yogyakarta. Disanalah saya belajar banyak hal, terurama tentang percaya diri. Bekerja sebagai pemandu wisata yang kebanyak tamu bule membuat saya sangat excited, karena saya bisa mempraktekkan kemampuan bahasa inggris saya kepada orang asing yang sebenernya juga bukan native speaker. Jadi saya dan mereka sebenernya juga sama-sama orang yang belajar bahasa Inggris.
Ya benar, pada awal-awal saya bertemu dengan bule, semua muka mereka sama, ganteng dan cantik dan bau. Semakin lama saya belajar dan bertemu dengan para bule, saya menjadi banyak tahu. Saya perlahan-lahan bisa membedakan bule dari eropa, bule dari australia, bule dari UK, bule dari USA, dan bule-bule an. Saya juga semakin memahami budaya barat dan pola pikir para bule. Dan seiring saya mengerti tentang budaya barat, rasa excited saya terhadap bule menjadi kian berkurang dan membawa saya di dalam tahapan " biasa aja kalo liat bule ".

Bahkan diujung akhir dari pekerjaan saya sebagai tour guide, saya membatin bahwa saya ogah punya pacar bule. Dan malah di saat itulah saya bertemu dengan pasangan saya. Hayoloh.

Saya akan menceritakan sedikit tentang perjalanan saya dan pasangan saya selama setahunan ini. Pasangan saya mengunjungi saya kembali di Indonesia setelah 6 bulan sejak pertama kali kami bertemu face to face. Kami tidak melewati proses online dating, jadi kami bertemu dulu baru menjalin hubungan. 3 bulan setelah dia mengunjungin saya, giliran saya yang mendapat kesempatan untuk mengunjungi dia di negaranya. Nah disinilah celotehan celotehan itu semakin membuat emosi saya geger. Banyak sekali pikiran yang muncul seperti misalnya " ENAK YA PACARAN SAMA BULE BISA KE LUAR NEGERI GRATIS "
Ndas mu gratis. Tidak ada yang gratis didunia ini kecuali doa seorang ibu. Percayalah wahai teman temanku yang terkasih, ada harga yang harus dibayar dibalik itu semua.
Menjalin hubungan dengan warga negara asing, memang menyenangkan. Banyak sekali hal-hal baru yang saya dapatkan dari dia. Saya belajar banyak hal, pola pikir saya menjadi terbuka, dan saya menjadi orang yang tidak fanatik akan suatu hal. Iya, saya bangga mempunyai dia sebagai pasangan saya, namun bukan karena dia bule. Saya bangga sama dia karena dia adalah pasangan saya yang mampu menerima saya apa adanya sampai saat ini karena kebanyakan orang gagal. Saya tidak memungkiri jika pasangan saya cakep. Iya lebih cakep dari saya, seandainya dia cewek, mungkin banyak banget yang ngantri untuk jadi pacarnya. Tapi sayangnya wajah pasangan saya membuat saya kesal. Saat berlibur ke Indonesia, saya harus siap-siap makan hati dengan sikap-sikap masyarakat Indonesia yang maaf maaf saya katakan norak. Selama berlibur, saya yang harusnya menikmati kebersamaan dengan pasangan saya, malah menjadi juru foto untuk orang lain. Saya juga harus mengelus dada ketika ada ibu-ibu yang datang dan seenaknya nyubit-nyubit dan pegang-pegang pasangan saya. Bagi saya hal seperti itu bisa dianggap pelecehan.

Iya saya tahu, banyak sekali orang-orang Indonesia yang geger saat melihat bule, tapi alangkah baiknya bersikap biasa aja. Bule aja kalau liat orang asia lewat di negaranya, mereka biasa aja. Kalem bro. Nah mengapa saya komplain dengan sikap masyarakat terutama wanita-wanita dan gadis-gadis Indonesia yang seperti ini?

Karena ini akan menimbulkan permasalah baru dimana bule bule yang maniac sex memanfaatkan kesempatan ini untuk mencabuli gadis gadis Indonesia yang terlanjur tergila-gila pada semua jenis bule. Mungkin dengan menonton video ini , kalian akan lebih sadar. Tolong berhenti dan hargailah diri kalian masing-masing, kalian tanpa sadar mewakili jutaan wajah gadis-gadis Indonesia lainnya. Tidak sedikit bule yang mengira (maaf) jika wanita Indonesia adalah wanita yang gampang dirayu. Sedihnya, kita tidak bisa membantah, karena itu lah yang terjadi di sini.
( Ini beneran kalian harus tonton video ini, terutama bagi bule hunter. Klik disini. )

Balik lagi ke tujuan saya menulis postingan ini, menjalin hubungan dengan warga negara asing itu membutuhkan kesabaran tingkat tinggi, ibarat test toefl, kalian harus dapat nilai 677 agar bisa lanjut sampai ke tahap pernikahan. Salah satu hal yang memberatkan saya dan pasangan saya adalah perbedaan waktu. Kami memiliki 6 jam perbedaan waktu disaat winter dan 5 jam di saat summer. Jadi ibaratnya, dia balik kantor jam 5 sore,  di Indonesia sudah jam 10-11 malam dimana saatnya saya tidur, tapi kebanyakan saya dan dia akan melakukan video call yang membuat saya ujung-ujungnya harus tidur diatas jam 1 malam. Setelah itu dia akan tidur mungkin sekitar jam 12 malam dimana jam 6 pagi untuk indonesia. Jadi dia tidur disaat saya bangun, tapi jarang banget saya bisa bangun jam 6 ketika baru bisa tidur jam 2 malam. Iya, kalau di pikir-pikir sialnya ada di orang Indonesia karena kita hidup di masa depan (5-6 jam lebih cepat). Capek! Terutama untuk yang mesti kerja di pagi harinya. Cepet tua bok!
Udah gitu, biaya pulsa yang biasa sebulan cuma 100rb, bisa naik sampe 2x lipat karena keseringan teleponan. Dan pastinya teman teman sekitar kita akan mencibir, ih mainan hape muluk. Nahloh.
Iya, saya yang mempunyai pasangan dari luar negeri sering kali di cap sebagai phone addicted.

Saya dan pasangan saya sama sama merupakan orang yang manja dan sensitif. Dia terkadang lebih manja dari saya, jadi kami sering banget berantem. Entah itu karena baper, entah itu karena missunderstanding, entah itu gara-gara sayanya gatel pengen berantem, macem-macem. Selama menjalin hubungan, sayalah yang paling labil, sudah berkali-kali minta putus sementara dia sama sekali tidak pernah. Ini adalah salah satu poin yang membuat saya kagum dengan pasangan saya. Iya benar, ketika bule sudah sayang, maka mereka akan serius. Iya sih sama dengan orang-orang Indonesia juga, tapi susah mah di Indonesia, banyak cewek-cewek gatel, banyak pelakor. Eh maaf, kok jadi judging sih, gini teman-teman, balik lagi sih ke masing-masing orang.
Banyak juga bule-bule yang berengsek dan banyak pula cowo cowo Indonesia yang bajingan. Tapi kehidupan ibarat sebuah koin, ada dua sisi. Banyak juga bule-bule yang ingin serius, dan cowo-cowo Indonesia yang setia. Semua itu balik lagi pada diri masing-masing. Saya sampai detik ini sih ga habis pikir apa sih enaknya selingkuh? Kalau kamu selingkuh, apa bedanya kamu dengan binatang yang ehemehem sana sini?

Selingkuh, akhirnya sampai juga di topik panas ini. Yups, long distance relationship ini sensitive banget dengan isu perselingkuhan. Bayangkan saja dua insan yang menjalin kasih ribuan miles jauhnya tanpa bisa mengecek hape satu sama lain, tanpa bisa ketemu tiap hari, pasti akan mempunyai rasa jenuh dan bosan. Yang ga ldr aja banyak yang di selingkuhin, ya kan?

Terus sekarang kita pindah lagi ke topik menyenangkan dimana saya mengunjungi pasangan saya di negaranya. Teman-teman yang terkasih, menjalin hubungan dengan pasangan luar negeri itu melelahkan. Untuk bertemu saja saya menghabiskan waktu minimal 24 jam. Itupun kalau dari Jakarta. Pengalaman saya kemarin pas balik dari negara nya ke kota dimana orang tua saya tinggal, saya mengbahiskan 33 jam.
Saya berangkat jam 11 siang tanggal 19 Desember, dan baru sampai kota saya jam 8 malam tanggal 20 Desember ditambah lagi perjalanan naik mobil 3 jam ke rumah. Belum lagi pas sampai Indonesia, badan kita harus menyesuaikan diri. Kalian ga bakal bisa deh menghindari yang namanya jetlag ketika menempuh perjalanan lebih dari 30 jam. Dijamin kalian baru bisa tidur jam 3 pagi dan bangun jam 12 siang. Dan dijamin juga orang tua kalian ga bakal berhenti ngomel, jadi saran saya kunci pintu dan pake earplug. Hahaha.

Untuk para wanita Indonesia yang berpikir punya pasangan orang luar negeri itu enak karena bisa jalan-jalan keluar negeri secara gratis, begini...
Saya sangat mencintai karir saya, karena siapa sih yang ga pengen dapat gaji diatas 6 juta fresh graduate? Saya juga sudah lama ga mengunjungi keluarga saya, dan tiba-tiba saya harus berangkat jauh. Banyak sekali yang saya korbankan, karir saya, keluarga saya, kehidupan saya. Saya yakin, youtuber-youtuber yang nikah sama bule juga pasti sudah melewati masa-masa dimana mereka galau berat untuk memutuskan langkah selanjutnya untuk hubungan mereka.
Berhubungan dengan bule tidak hanya sekedar pamer kegantengan mereka atau kecantikan mereka di khalayak umum, tapi juga itu adalah pilihan terberat. Saya dan kalian sama-sama tahu, kehidupan di Indonesia jauh dibawah dari kehidupan negara Eropa. Di Indonesia, ga bisa kerja tapi asal agama sama aja udah bisa jadi gubernur, jalanan macet sana sini, orang bawa kendaraan ga ada aturannya, otomatis tingkat stress di Indonesia sangat tinggi. Bagi kita yang lahir dan besar di negara ini sih mungkin sudah kebal. Tapi apadaya saya tidak tega melihat pasangan saya yang berasal dari negara teratur, harus hidup dengan negara yang jauh dari keteraturan. Saya akhirnya memilih untuk mengalah, semua cita-cita saya dan karir saya harus saya korbankan demi kehidupan baru yang sama sekali saya tidak rencanakan.
Mungkin ada sebagian yang berpikir, bule kan mata uangnya gede, pasti kaya, jadi lu disana ga usah kerja, duduk duduk cantik aja.
HAHAHAHA. Yups, mata uang eropa memang gede, tapi biaya hidup nya gede, tapi juga jika di bandingin sama orang Indonesia, orang Eropa tetap bisa nabung lebih karena daya beli mereka lebih besar dari pada kita. Tapi itu ga membuat mereka jadi orang kaya kok. Orang kaya itu kayak Bill Gates, kayak siapa tuh artis artis itu. Hahaha. Jauh men.

Bagi saya, siapapun pasangan saya nantinya, saya harus tetap menjadi wanita yang mandiri. Ketika saya ingin memulai kehidupan baru di negeri orang, saya tidak mau hanya mengandalkan pasangan saya. Saya harus bisa bertahan hidup sendiri, saya harus bisa memulai karir yang saya bangun di Indonesia, saya harus tetap menjadi wanita yang punya pendirian.
Dan itu sulit, seberapa pintar pun kamu, lulusan terbaik endonesa, ip 4,5 atau apalah itu, tetap kalian harus bisa lancar berbahasa asing di negara masing-masing agar bisa mendapat kerja. Belajar bahasa bukan perkara 1 dua malam atau dua tiga bulan, belajar bahasa adalah proses yang di bawa seumur hidup. 

Bagi teman teman terkasih yang mungkin menonton youtuber yang kerjaannya cuma dirumah terus happy happy ngurusin anak, mungkin mereka punya cerita lain dibalik itu semua. Namun, saran saya, selagi kalian mampu berkarya dan berkarir, lakukanlah! Jangan biarkan ilmu yang ada di otak kalian mati begitu saja, karena anak anak yang cerdas lahir dari rahim ibu yang cerdas. Lagi pula, kita ga bakal tau apa yang bakal terjadi dengan pasangan kita kelak. Coba banyangin kalau tiba-tiba kalian di tinggal oleh pasangan bule kalian dimana kalian tidak bisa berbahasa sana dan tidak mempunyai kerjaan. Wah.

Last thing, ketika kalian sudah memutuskan untuk menikah dengan WNA, kalian juga harus siap kehilangan hak untuk mempunyai properti atau hal hal yang ada di indonesia dengan nama kalian (kecuali kalian membuat surat surat apa itu namanya saya lupa). Selain itu, syarat untuk menikah dengan WNA itu puanjan bener, pusing bacanya. Dan satu lagi, orang Indonesia adalah orang yang agamanya kuat sedangkan WNA kebanyakan tidak peduli soal agama, nahhhh.... Siap-siap deh denger nyir-nyiran dari keluarga dan saudara sana sini kalau ga nikah lewat agama atau adat. Jreng.

Tulisan ini adalah tulisan yang saya bagikan dengan suka cita kepada teman-teman terkasih wanita Indonesia, agar menjadi sedikit pencerahan tentang mempunyai pasangan dari luar negeri.

Sudah siapkah anda dengan culture shock?
Sudah siapkah anda travelling 20 jam ++?
Sudah siapkah anda kekurangan waktu tidur?
Sudah siapkah anda kehabisan pulsa?
Sudah siapkah anda kehilangan pekerjaan anda di Indonesia?
Sudah siapkah anda jauh dari keluarga?
Sudah siapkah anda mendengar celotehan-celotehan dari orang?
Sudah siapkah anda membagi cerita ini kepada teman-teman lainnya? Hehehe


Sekian tulisan saya kali ini, saya harap alur yang saya bawa dapat dimengerti dengan baik karena saya sadar saya bukan penulis yang baik hehehe. Mungkin kalau ada dari teman teman sekalian yang ingin berbagi kisah, boleh tulis di kolom komen, saya senang jika bisa berbagi dan curhat dengan kalian semua.

Akhir kata,
Salam pejuang cinta jarak jauh!

*) Kata salah satu dosenku, love will find the way. Hehe.


6 comments:

Hai semuanya, hari ini tanggal 5 Septermber 2017, aku mulai nulis postingan ini dengan harapan nantinya bisa aku pos setelah beneran grante...

Tips Untuk Lolos Visa Visit Schengen 3 Bulan Negara Jerman

Hai semuanya, hari ini tanggal 5 Septermber 2017, aku mulai nulis postingan ini dengan harapan nantinya bisa aku pos setelah beneran granted. Optimis gapapa kan ya? Aku browsing kemana mana agar visa ku granted, dan banyak banget blog blog yang bantuin, jadi aku pikir ketika visa ku granted, aku juga akan nulis sehingga teman-teman lain juga bisa terbantu dengan informasi yang aku berikan.

Ketakutan aku selama ini adalah ketika visa aku di tolak. Aku sering baca kalo visa visit untuk pacar itu sering banget mengalami penolakan. Itu membuat aku down banget. Dan aku ga ada nemu blog yang memberikan pernyataan kalo sebenernya bisa bisa aja granted. Jadi aku harap blog ku ini akan menjadi satu blog yang memberikan semangat kepada teman-teman yang memiliki background sama dengan aku.

Aku ke Jerman dalam rangka visiting pacar aku, dengan sponsorship dari dia untuk segala biaya selama aku disana. Dengan adanya surat sponsor, berarti harusnya aku ga perlu lagi untuk menyertakaan buku tabungan yang mengharuskan jumlah yang sesuai (kalau ga salah 45 euro / hari). Gila aja 45 euro dikali 90 hari = 4050 euro = 64 jutaan. Dan ga boleh ada uang dadakan dalam jumlah besar selama 3 bulan, which is selama 3 bulan rekening harus stabil.

Problem aku selanjutnya adalah, aku memutuskan untuk resign di bulan Agustus (karena ada alasan pribadi) dan setelah itu pacar aku memberikan ide supaya aku ke Jerman aja dulu. Mumpung lagi ga ada kerjaan mengikat. Jadi selama proses visa, aku tidak punya pekerjaan tetap. Aku cuma kerja sebagai freelance translator yang lagi garap proyek.

Parah banget kan : Tabungan ga sampe 64 juta dan ga da pekerjaan. Kalau dipikir-pikir ga ada harapan untuk granted. But, let's try.

Aku semula membuat appointment tanggal 11 September 2017, tapi pacarku bilang dia bisa ngirimin datanya dengan cepat dengan estimasi 3 hari sampe. Jadi aku memajukan appointment ku ke tanggal lima.

Nah tips pertama untuk temen-temen, buatlah appointment terlebih dahulu selagi mengerjakan dokumen teman-teman. Karena kalian kan ga bakal pernah bisa prediksi se rame apa orang orang yang bikin visa. Sebelum membuat janji pastikan dulu sudah memprediksi waktunya ya.
Kalau aku, aku mulai mengurus dokumen ku kurang lebih tanggal 15 Agustus 2017. Aku mulai membuat appointment tanggal 22 Agustus untuk tanggal 11 September 2017 dan tanggal 25 Agsutus aku cancel dan menganti nya ke tanggal 5 September 2017.

Setelah itu pacarku mulai mengirim dokumennya tanggal 26 Agustus 2017 menggunakan DHL express dengan estimasi 3 hari sampe dengan biaya 72 euro.
Mau tau kapan dokumennya sampai di kargo? TANGGAL 4 SEPTEMBER 2017. Yups, 1 hari sebelum janji ku dengan kedutaan. Dan mau tau lagi, aku sendiri loh yang pick up dokumennya di terminal kargo Soekarno Hatta dan prosesnya ribet banget.

Mau tau kenapa telat?
Pacarku mulai kirim tanggal 26 Agustus, namun pihak DHL nya baru pick up tanggal 28 Agustus. Dan.. mereka salah input, harusnya menggunakan kota CGK (Jakarta) tapi mereka malah input CHG (Brazil) dan otomatis dokumenku dikirim ke brazil dong... Dan it takes much time untuk kirim balik.
Bayangin aja, udah mepet banget. Keren banget loh dokumenku, travelling ke amsterdam, brazil, miami, hongkong, singapore tanpa visa hehehe.

Nah tips kedua, antisipasi kejadian tolol seperti ini dengan cara memberikan estimasi waktu lebih, atau kalau udah terlanjur, maka teman teman harus pro aktif. Siap-siapin pulsa untuk telepon sana sini hehe. Karena aku termasuk kategori mepet, aku akhirnya harus pro aktif sendiri, pacar aku membantu sampai dokumen di benerin kembali. Kami berdua sempat stress banget sampai akhirnya papa nya pacarku nyaranin kalau aku tetep maju ke kedutaan dan bilang ada aja kesalahan di paketnya/ Jadi aku minta pacarku untuk meminta pihak DHL Jerman membuat surat permintaan maaf in case, aku harus maju tanpa dokumen. Dokumennya penting soalnya isinya ada surat undangan, surat sponsor, dan surat dari pacarku. Tanpa itu, berarti visa nya bukan visa visit.

Selain itu aku juga menelepon DHL jakarta untuk supaya dokumennya tidak lagi dikirim ke kalimantan, tapi akan aku ambil sendiri di kargo bandara Soekarno Hatta tanggal 4 September. Jadi aku harus prepare buat ke Jakarta, aku udah pesen tiket pesawat tanggal 4 September jam 7 malam, tapi karena ada kesalahan ini, aku harus ganti penerbangan pagi.
Nah tanggal 3 September tengah malam, pas aku cek, dokumennya sudah sampai Jakarta, saat itu juga aku telepon ke call center 24 jam DHL untuk memastikan apakah dokumennya sudah di noted bahwa akan diambil oleh aku sendiri apa belum dan mereka bilang sudah.

Akhirnya aku pun berangkat dan sampai di Jakarta jam 12 kurang. Aku langsung ke terminal kargo dan membuat pass. Pass ini harus digunakan untuk masuk terminal kargo. Untuk membuatnya harus fotocopy KTP dan membayar 70 rb. Gilak. Terus harus antri, jangan datang jam makan siang, ga ada yang ngurusin. Setelah itu aku harus jalan kaki masuknya sekitar 1 km panas panasan, karena area streril. Boleh bawa mobil masuk tapi harus fotocopy STNK ya. Sampe di tengah jalan, ada scanner yg harus dilewati, mobil juga berhenti sampe situ. Terus jalan deh. Dan akhirnya dokumen pun bisa aku ambil.

Sekarang aku bakal kasih tau dokumen apa saja yang dibutuhkan, ini diurutkan ya saat diloket. Urutannya bisa dilihat di pdf.

Untuk lebih lengkapnya bisa cek di website kedutaan Jerman disini. (per September 2017 masih valid)

1. Print bukti email janji di kedutaan, biasa satpam nya udah megang lembaran kertas, cuma untuk make sure, print aja ya. Untuk membuat janji bisa klik disini.

2. Paspor yang masih berlaku minimal 6 bulan (ditanda tanganin ya di belakangnya hehe)

3. Formulir visa bisa klik disini . Setelah itu save data ya, terus klik di print application.

3. Lembar pernyataan perjalanan bisa di klik disini. Lembaran ini diisi, tanda tangannya nanti aja pas di sana nya.

4. Pas foto biometrik 2 lembar. Untuk syarat ketentuan fotonya bisa di klik disini. Aku kemarin ke studio foto, tinggal bilang aja untuk visa eropa, biasa udah pada tau. Bayar cuma 30 rb dapat 4 foto dan CD nya.

5. Polis asuransi bisa di baca disini. Sertakan juga lembar pernyataan asuransi yang sudah di print. Bisa di download di link tadi juga. Untuk asuransi yang aku pake, aku pake Dr. Walter dibelinya di Jerman sama pacar aku, Berlaku untuk 90 hari. 

6. Surat undangan tertulis dari sang pengundang. Di buat aja manual isinya menerangkan kalau pihak sponsor mengundang kamu ke Jerman dan akan menanggung biaya mu disana, dijelaskan pula hubungan kalian apa, dan kenapa kamu diundang ke Jerman, dan buat kalimat pernyataan kalau pihak sponsor memastikan kalau kamu akan balik lagi ke Indonesia setelah visa mu selesai. Nanti kalau udah di tanda tanganin.

7. Bukti-bukti dokumen tentang hubungan kamu sama sponsor. Disini aku menyertakan dokumen lengkap banget tapi beberapa di kembalikan karena dianggap sudah cukup, yang di ambil adalah bukti foto foto aja. Ini penting banget ya, pastikan kalau kalian udah pernah ketemu sebelumnya. Karena tricky banget dong kalau belum pernah ketemu tapi kok ya mau di sponsori, bukannya mikir negatif, cuma wagu aja. Tapi coba aja, kali aja tembus hehe.

8. Fotocopy bukti visa dan paspor pengundang. Disini aku menyertakan bukti visa pacarku yang sudah ke Indonesia 2 kali ( Desember 2016 dan Juni 2017).

9. Verpflichtungserklärung / surat jaminan resmi yang dibuat oleh pengundang berdasarkan Undang-Undang izin tinggal pasal 66-68. Surat jaminan resmi dibuat oleh kantor imigrasi setempat yang berwenang. Dalam kasus tertentu surat jaminan resmi tersebut juga bisa dibuat di kedutaan. Informasi lebih lanjut dapat kamu temukan di sini. Nanti lembaran aslinya kamu pegang dan di bawa saat datang ke Jerman. Nah surat ini lah yang menjadi bukti sah bahwa biaya kamu ini ditanggung oleh sponsor jadinya kamu bebas dari masalah buku tabungan hehe. Tapi aku tetap melampirkan bukti keuanganku sih untuk menunjukan gaji translation mingguan.

10. Aku juga menyerahkan KK. Kalau ada bukti aset silahkan dibawa ya, soalnya aku ditanyain sih punya aset apa aja, tapi sayang nya aku lupa fotocopy BPKB jadi cuma jawab lisan.

11. Karena aku freelance nih dan baru resign, aku menyertakan letter of statement yang menjelaskan kondisi pekerjaanku sekarang secara detail, aku juga menyertakan bukti transferan gaji 2 bulan terakhir karena untuk freelance aku baru 2 bulan. Aku juga menyertakan bukti email dan chat dengan client. Kebetulan jadwal saya rutin, setiap minggu ada tugas dan ada kiriman gaji. Ini penting banget buat kalian yang freelance, jangan cuma mentang2 freelance tapi ga dibuktikan apa-apa. Tulis surat pernyataan yang menjelaskan sedetail mungkin, aku pake bahasa Inggris suratnya, ga ada ketentuan khusus sih, cuma bagi aku lebih nyaman nulis dalam bahasa inggris. Terus ditanda tangani.

12. Bukti reservasi tiket pesawat PP, dengan tanggal yang sama dengan yang ada di formulir. Tapi disini aku ga reservasi, tiket yang aku sertakan adalah tiket lunas alias tiket yang sudah terbayar.

13. Terakhir siapkan uang tunai 60 euro di rupiahkan. Aku (5 September 2017) bayarnya 960.000 rupiah. Kebetulan ada uang pas, jadi aku bayar pake uang pas.


Beralih di proses pembuatan visa, datang ke kedutaan 30 menit sebelum janji. Terus nanti konfirmasi ke satpam dan nanti akan melewati scanner. Hape harus dimatikan dan nanti dititipkan di loker, nanti dikasih kunci lokernya. Setelah itu naik ke lantai 2.

Sampai di lantai 2 bertemu dengan satpam lagi dan nanti disuruh duduk dan tinggal nunggu deh kapan dipanggil.

Setelah dipanggil nanti akan menyerahkan dokumen, setelah itu duduk lagi.
Setelah itu nanti akan ada scan sidik jari dan juga nanti akan di panggil untuk di tanya-tanya. Karena pertanyaan yang saya dapat sifatnya pribadi, saya di suruh memakai telepon.

Pertanyaannya simple sih :
1. Kenal pacar dari mana, kapan
2. Terakhir ketemuan kapan
3. Tujuan ke Jerman ngapain
4. Karena aku translator, ditanya deh bisa berapa bahasa, aku jawab aja aku bisa 4.
5. Aset aset apa aja yang dimiliki, ini disebutin aja semua, motor, mobil, rumah, apartemen, tanah, kartu kredit, tapi harus atas nama sendiri ya

Yang lain aku lupa, cuma ya sekedar untuk memastikan kembali, nah setelah itu nanti dokumen nya dibalikin dan disuruh cek terus baru deh tanda tangan. Sebelum nya disuruh bayar dulu.
Setelah itu aku dikasih tau kalau tanggal 8 September aku udah bisa ambil visanya.

Agak terkejut sih, kok cepet ya hehe. Akhirnya aku extend lagi hotelku sampe tanggal 9, nambah 3 hari. Daripada bolak balik, capek dan buang buang duit.

Untuk timeline generalnya seperti ini :

15 Agustus 2017    :  Memulai mengumpulkan dokumen
25 Agustus 2017    :  Membuat appointment di kedutaan
4 September 2017  :  Dokumen tiba di Jakarta
5 September 2017  :  Appointment di Embassy
8 September 2017  :  Pengambilan visa

Dari persiapan sampai approval kurang dari 1 bulan sih. Untuk proses visa nya sendiri cuma 2 hari. Terhitung cepet banget. 

Nah buat kamu yang berasal dari luar jakarta seperti aku, aku sharing sedikit pengalaman deh ya. Pertama, sebelum kalian ke Jakarta, pastikan semua dokumen itu sudah siap. Biar ga ada yang ketinggalan. Aku pesen tiket 1-2 hari sebelum keberangkatan, ini karena nungguin DHL yang lama, sampai akhirnya aku harus cancel tiket lama dan beli tiket yang baru. Bagi aku, tahap pengurusan ini bikin aku capek banget sih, bayangin aja tanggal 13 Agustus kemarin aku baru aja balik dari Jakarta, dan mesti ke Jakarta lagi. Terus aku dari kota tempat aku tinggal ke bandara itu kudu nyetir kurang lebih 3 jam. Bayangin kalau PP, beh remuk.

Buat kalian yang dari luar jakarta dan bingung cari penginapan, aku rekomendasikan disini. Ini sama sekali bukan sponsor ya hehe. Aku nginep disana selama total 5 hari. Per malamnya 198.000 + deposit 50.000, karena aku ga punya cash dan kartu BCA, aku mesti bayar cash untuk beda kartu debit lagi yang totalnya aku lupa berapa hehe. Sebenernya kamarnya udah dipesen pake kartu kredit lewat booking dot com, tapi pas sampe disana aku malah disuruh bayar lagi. Kesel banget. Kata pihak sini, nanti yg di kartu kredit ga ke potong, tapi entahlah. Jadi buat kalian, pesen aja dulu, jgn bayar pake kartu kredit. Yang aku suka dari tempat ini, mereka full AC, private bathroom, ada lemari pendingin juga, dan akses kemana-mana mudah. Aku ke kedutaan kurang lebih 30 menit naik mobil, itu pun macet. Ke mall ambasador dan itc kuningan cuma 5 menit jalan kaki, ke plaza semanggi ga sampe 10 menit naik motor. Terus deket banget sama warteg yang kira-kira abis 12-20rb sekali makan. Deket indomaret juga. Dari bandara kesini juga cuma lewat 1x toll aja, terus abis nya kira-kira 140rb an lah.

Oh ya, kalau ke kedutaan disaranin jangan bawa kendaraan pribadi, daripada bingung nanti parkir dimana hehe. Soalnya orang-orang aja nunggu diluar pagar dan langsung berhadapan dengan jalan raya.


Update, 8 September 8.37 
Hai, hari ini jam 11 aku udah bisa ambil visaku, gilak nervous banget, terakhir aku se excited kayak gini itu pas nungguin pacarku landing. Saking ga tau mesti ngapain aku sampe nulis update ini haha. Aku lagi video an sama pacarku, tapi dia lagi bobok sih. Terus sekarang aku cuma bisa karaoke di kamar ga jelas gitu, tentunya dengan video call yang di mute hehe.

Update, 8 September 11.30



Cuma butuh 2 hari untuk kedutaan meng approve visa ku. Seneng banget. Ga nyangka juga bakal secepat ini. Semua perjuangan selama ini terbayar sudah.
Saran aku buat teman teman :

1. Siapkan dokumen selengkap mungkin, jangan udah sampe jakarta, masih ada yang kurang. Kalau aku sih bikin folder kayak gini di laptop.







Akhir kata, selamat mencoba.


seeya.

Sekilas info : Bagi yang mau tau info lanjut tentang pernikahan Indonesia - Jerman, silahkan visit blog khusus untuk pernikahan Indonesia - Jerman disini

7 comments:

- Be careful darling, it is easy to begin but very hard to stop - Loving a person was like going to the war, you never came back t...

Episode 2 - Easy to begin but very hard to stop


- Be careful darling, it is easy to begin but very hard to stop -


Loving a person was like going to the war, you never came back the same. It starts from the choices at the beginning, leave it and you will never know the end or take it and decide how you will end it. You need to think thousand times more before choosing it, there is no turn around until you find the dead end, and the dead end will never come until you finished what you start. You begin to drown yourself into two parts, a mind and a feeling. There is no equality, one must be louder. But, your ego has been bribed by the idea of winning the war, of 'at least you try something'. Your ego seeks to serve itself, enjoying the idea of the coming prize, of winning the war. And you start to feel, that you need to take it, that you will win it someday.

A day one of tasting the war, you feel excited and insecure in the same time. You already prepare the things but you still craving for something more and more. You start to find the shield more rather than the gun. You want to win but yet you just hide behind you shield, hope there will be a person who will shut the gun for you while you hide your self from the fire bullet. But you can't wait longer, you need to shoot. Whatever it is, shoot. And guess what, you shoot down your first enemy. And again you feel that you did it. And before you realize it, you start to enjoy the war.

The cheering of everywhere once you start to shoot more and more. You are on the top of your desire, you feel like you get everything that you want. The cheering comes even louder that even makes you think you win it. You are being adored by the crowd. You feel wanted and important. It pushes you to run even faster, to totally win it. You even feel to forget that actually you still in the war.

You heart is full with happiness that nobody can stop until you feel your first wound. The first blood coming from your vein. And for the first time you realize that the monster is real. Your breathing is shallow, the air is too thin. Your vision is blurry. Your heart rate is slow. And you think that you will let go. But the blood is stop coming. You start to see what's coming and you realize that you are still in the war. You are not winning yet. You know you are physically and emotionally drained but you have to keep going. You feel that you made to stay after all. You made it and you can make it one more.

You begin to hear the cheering again, but soon before you haven't forget about your first wound, you get the new one.  You are bleeding so bad. This new wound is worse, you can't even open your eyes but yet you can see the angel is standing next to you. You are crying really hard cause you don't want to let go, that you haven't finish your war. You start begging to Lord for another chance, you don't want to go. It is not the time yet, you just, can't. You get so damn sad. So sad that you completely shut down. You stare blankly at the wall and it doesn't matter anyway. Those battle scare, don't look like they are fading. Don't look like they are ever going away. They ain't never gonna change.Your body is sick and you are hurting deep inside. You feel the fear takes over your life.

You finally can open your eyes again. You need to keep going cause you see no way of going back. There is only one way, and the sound of your mind keep whispering that you are almost there, that you almost win it. You know that you will be okay, but you still feel awful. You know doing something will make you feel better, but you just don't know how to. You want to be well but you just can't seem to get there. And again, you feel stuck in the darkness.

You start to remember that you own what happened to you. You chose it. You want it. You are obsess with it. You try so hard that you forget that you don't always win your battle, but it's good to know you fought. You get the judgment that something else is more important than fear. The harder you work, the harder it is to surrender. You start to realize that it is not about the winning or the lose. It feels like a war, but it is not war. It's a love. It's an unconditional commitment to an imperfect person. It's a decision, a judgment and a promise.

Yes, loving  a person is like going to the war, but the way you treat it must be different. You are not chasing the win. You are chasing something bigger, like the eternity of being safe with a person that brings your half heart back. But still, love feels the same as war. Once you start, you will never come back the same. Either you are back with scar or you die.

I sometimes wonder if we are each other's unfinished problem in the previous life. And if we die right now at this very moment, will our soul be exactly the same as before with the never ending hurting painful regret. Or will this be one of those lives where we pass up the chance to collide, to be more than an almost, to be together, and to interwine our soul into one?



0 comments:

Hello, I am going to share my video about the tradition of Chinese people in Singkawang. This video is made for the tribute to my Grandf...

Sembahyang Kubur (Ceng Beng) Singkawang 27 Agustus 2017



Hello, I am going to share my video about the tradition of Chinese people in Singkawang. This video is made for the tribute to my Grandfather who passed away 12 years ago. And I wrote him a poem below here :

It's so hard to go back to a place that's filled with heart breaking memories and people you never wanted to let go of
They say there is always a reason
They say that time will always heal
It’s been 12 years since you’re gone
Twelve years
I still remember when I was a kid, I visited your home
I think I didn’t really talk to you, right?
No, it’s not because I don’t want to
But.. you only speak Chinese
And I...
Can’t speak Chinese.
Siliy.
But I still remember sentence that I always said before going back
Kung kung, ngai con lu
It means, Grandpa, I am going
A short farewell before we meet again in the next year, during the Chinese new year, on February
That was my favorite moment when I was a kid
Besides the pocket money, chocolate, and cookies, it’s you. I am happy to see you
BUT
The moment came
I always say bye before I am going back
But why you are not doing the same?
I didn't get to say goodbye
I never said those final words
Death leaves a heartache no one can heal, But love leaves a memory no one can steal

You may be out of my sight, but never out of our mind
Here’s my little silly thought
You always gave me a little money before I go home, it was about 10.000 or 20.000 rupiah
I know it was not much, but I know it’s all you have.
I think, It would be nice If you are still here now
Seeing your grandchildren reaching their dreams.
I never have a chance to give what you gave to me before

So this is my little tribute true and tender, just to show that the memories of you will always stay

--------------------------------------------------------

This video is unplanned, I only recorded by my phone. I hope that the quality is still okay for you to enjoy, like, and comment to this video.


Instrumental : https://www.youtube.com/watch?v=ElWN4B4Wvxw

0 comments:

- This is not a short happy ending Disney princess story - How many of you believe in love at the first sight? Or how many of you ...

Episode 1 - This is not a short happy ending Disney princess story


- This is not a short happy ending Disney princess story -


How many of you believe in love at the first sight? Or how many of you believe in seeing someone from across the room and knowing instantly that they are going to matter to you? Some people do, some may not, but for me, I do and that's going to change my whole life.

This is a story about a girl who met a boy that she never thought that he would end up meaning this much to her. And the girl is me.

Psychological fact said, it only takes 8 seconds of eye contact for love at the first sight to happen. So I started to count and all stories began since then. I am not going to start telling you about how we met, or other 'once upon a time' sentences, but I am going to tell you how it feels to meet the real first love that makes you realize that your first love wasn't really your first love.

I still remember the feeling when he asked me out again for our second meeting, just right a day after we met for the first time. A voice in my heart said, "Go, you will be thankful for this day later." and so I decided to go. After we are home, he said to me, "Its kinda crazy how I think about meeting you." At that time, I was questioning my self if I should believe him or not. I kept going to find out. Days past and it was the time for him to go, not leaving me, but leaving the place and going back to his home. The real things, began here.

Yes, we are facing a long distance relationship, for about 11.329 km away and 5-6 hours time difference. I don't know how it will work, or what kind of game he plays. I was afraid of love, never thought about that before. It's a risk. A big risk. But now it comes to me. Take it or end it now. There are only two options, and each of them will take me to the different path.

I choose one of them, and still choose it until now. No one ever say that a long distance relationship is easy. It takes courage and pours your soul out. He is not here for me to hug every time I have the bad dreams, and the worse, he is not here for me to hug every time I feel happy. When other couples can arrange their date on the weekend, we prepare our internet connection, talking screen to screen.

He is the real beautiful kind of madness, my favorite type of chaos, confusingly dragging me into his hazardous world, revealing the hysteria of my soul. He takes me to the new place I never imagine before, but yet it feels like something that I belong for a long time, it is like a dejavu. I was instantly connected to him, my heart knew for sure, I must have known him from before.

He is my magic wand, only with one magic sentence, he fixed me.  He comes and takes the weight off my shoulders and dries every teardrops. I feel like everything in my life has led me to him. My choices, my heartbreaks, my regrets, everything. And when we are together, my past seems worth it because if I had done one thing differently, I might never have met him.

He is the best Christmas gift I ever had. He changes my world with just a single smile. He is precious in every way, the sunshine of my life, a joy for my soul, a never ending rhythm  that playing on my mind. He remind me of the goodness in this world and inspire me to be the greatest version of myself. When he kissed me for the first time, I know that my lost piece has back. He completes me in every single way. 

I fall in love with him for every single reasons, he might not never know. I choose one of them, I take him. I choose him, and I will choose him over and over and over again. Without pause, without a doubt, in my heartbeat, I will always keep choosing him.

He is the love that came without a warning; he had my heart before I could say no. It surprises me like it surprises  him too. I didn't plan to go to that night as he didn't plan to go far east and fall in love. It happened to us, and we are happy to have each other.

0 comments:

Hi and Sorry for not posting something for a very long time... Sebelumnya, I would like to thank you all for keep sending me line or i...

Udah Lulus? Terus Sekarang Jadi Apa? #QnAwithAngel part 1



Hi and Sorry for not posting something for a very long time...

Sebelumnya, I would like to thank you all for keep sending me line or instagram messages . You guys are my mood booster.
Anyway, another year has come dan aku belum sempat cerita ke kalian semua.
Jadi sekarang aku sudah menjadi alumni dari kampus tercintaku, Universitas Sanata Dharma

Banyak banget yang nanya, kak sekarang kerja dimana?
Well well..
Sebenernya dari awal kan aku cerita tentang perjalananku, aku juga kudu bertanggung jawab untuk menceritakannya sampe kelar kan..

0 comments: